Thursday, February 23, 2017
Menggagas Ekonomi Kreatif di Surabaya
Menggagas Ekonomi Kreatif di Surabaya
Forum diskusi dilangsungkan Dewan Kota Surabaya di ruang pertemuan lantai 2, BAPPEMAS kota Surabaya hari Rabu ( 28 Januari 2009 ) pukul 13.15 - 15.30 wib.
Dengan mengangkat topik "Mendorong Percepatan Pengembangan Ekonomi Kreatif Untuk Pemberdayaan Masyarakat di Surabaya", menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya : Dra. Wiwiek Widayati selaku Kepala Dinas Pariwisata kota Surabaya, Ibu Willis Arief Affandi selaku Ketua Dekranas kota Surabaya, Ibu Yuliati pendiri yayasan Arek Lintang, dan Ibu Dra. Endang Tjaturahmawati, MM selaku Kepala Dinas Perdagangan Pemerintah Kota Surabaya yang diwakili oleh bapak Didiet.
Forum reboan yang dihadiri oleh kalangan mahasiswa, LSM, dan beragam komunitas kreatif ( Komunitas Blogger Surabaya | Tugu Pahlawan.com, yayasan perpustakaan Indonesia, tim Cempluk Media, Deteksi media ) itu dimulai dengan perkenalanan acara oleh moderator ibu Early Rahmawati dan acara dibuka oleh bapak Daniel selaku pengurus dewan kota Surabaya.
"Kota Surabaya tak hanya ruang fisik akan tetapi sebagai ruang ide dan perlunya menggiatkan sektor kreatif secara sinergis antara pemerintah - pebisnis - komunitas", tutur bapak Daniel.
Diskusi pertama diawali oleh bapak Didiek - perwakilan dari dinas perdagangan pemerintah kota Surabaya. Dia menuturkan industri di daerah belum terintegrasi.
Setelah itu diskusi dilanjutkan oleh Ibu Wiwik selaku kadin Pariwisata kota Surabaya. Beliau menghimbau : komunitas berupaya mempromosikan potensi pariwisata kota Surabaya dengan menghadirkan sesuatu yang unik untuk dijual, sehingga bisa mendatangkan wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Dinas pariwisata siap mendukung dan membantu komunitas untuk menciptakan industri kreatif guna mengangkat ekonomi kota Surabaya.
Sang moderator mempersilahkan narasumber ketiga ibu Wilis, ketua Dekranas kota Surabaya untuk memberikan wacana. Ibu Wilis menuturkan pengenalan virtual market kepada para pengusaha kecil agar produknya bisa dipasarkan secara global dan bilamana pengenalan IT bisa diterapkan tahun 2009 maka bisa mengembangkan ekonomi kreatif.
Ibu Yuliati, pendiri yayasan Arek Lintang ( ALIT ) turut memberikan wacana mengenai industri kreatif. Fokus kerja ALIT yakni mengentas anak jalanan agar memiliki penghasilan sendiri secara mandiri. Mereka akan dibekali keterampilan yayasan ALIT untuk meningkatkan kesehjateraan ekonomi.
Pendiri ALIT memberikan 6 resep sukses dalam menjalani usaha :
Pukul 15.00 wib, sang moderator mempersilahkan undangan untuk bertanya kepada narasumber. Antusiasme undangan untuk bertanya membuat forum reboan begitu hangat dan menarik untuk disimak dengan ajang diskusi.
Acara ditutup pukul 16.00 wib dengan simpulan dari ibu Early Rahmawati mengenai lemahnya branding kerajinan Surabaya, adanya birokrasi reform, ribetnya urusan dokumentasi eksor yang seringkali adanya pungli oleh pihak dinas kota, dan ajakan kepada undangan yang hadir untuk ikut berpartisipasi dalam acara Car Free Day tanggal 22 Februari 2009.
Dengan mengangkat topik "Mendorong Percepatan Pengembangan Ekonomi Kreatif Untuk Pemberdayaan Masyarakat di Surabaya", menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya : Dra. Wiwiek Widayati selaku Kepala Dinas Pariwisata kota Surabaya, Ibu Willis Arief Affandi selaku Ketua Dekranas kota Surabaya, Ibu Yuliati pendiri yayasan Arek Lintang, dan Ibu Dra. Endang Tjaturahmawati, MM selaku Kepala Dinas Perdagangan Pemerintah Kota Surabaya yang diwakili oleh bapak Didiet.
Forum reboan yang dihadiri oleh kalangan mahasiswa, LSM, dan beragam komunitas kreatif ( Komunitas Blogger Surabaya | Tugu Pahlawan.com, yayasan perpustakaan Indonesia, tim Cempluk Media, Deteksi media ) itu dimulai dengan perkenalanan acara oleh moderator ibu Early Rahmawati dan acara dibuka oleh bapak Daniel selaku pengurus dewan kota Surabaya.
"Kota Surabaya tak hanya ruang fisik akan tetapi sebagai ruang ide dan perlunya menggiatkan sektor kreatif secara sinergis antara pemerintah - pebisnis - komunitas", tutur bapak Daniel.
Diskusi pertama diawali oleh bapak Didiek - perwakilan dari dinas perdagangan pemerintah kota Surabaya. Dia menuturkan industri di daerah belum terintegrasi.
Setelah itu diskusi dilanjutkan oleh Ibu Wiwik selaku kadin Pariwisata kota Surabaya. Beliau menghimbau : komunitas berupaya mempromosikan potensi pariwisata kota Surabaya dengan menghadirkan sesuatu yang unik untuk dijual, sehingga bisa mendatangkan wisatawan dalam negeri maupun mancanegara. Dinas pariwisata siap mendukung dan membantu komunitas untuk menciptakan industri kreatif guna mengangkat ekonomi kota Surabaya.
Sang moderator mempersilahkan narasumber ketiga ibu Wilis, ketua Dekranas kota Surabaya untuk memberikan wacana. Ibu Wilis menuturkan pengenalan virtual market kepada para pengusaha kecil agar produknya bisa dipasarkan secara global dan bilamana pengenalan IT bisa diterapkan tahun 2009 maka bisa mengembangkan ekonomi kreatif.
Ibu Yuliati, pendiri yayasan Arek Lintang ( ALIT ) turut memberikan wacana mengenai industri kreatif. Fokus kerja ALIT yakni mengentas anak jalanan agar memiliki penghasilan sendiri secara mandiri. Mereka akan dibekali keterampilan yayasan ALIT untuk meningkatkan kesehjateraan ekonomi.
Pendiri ALIT memberikan 6 resep sukses dalam menjalani usaha :
- Bersikap empati, peduli terhadap orang sekitar dan lingkungan.
- Kreatif, berpikir kreatif dalam membuat produk, tidak hanya mengacu pada diri sendiri sikap kreatif tersebut namun apa yang dibutuhkan banyak orang.
- Fokus dalam menjalankan setiap usaha.
- Analisis usaha.
- Try and error, dalam menciptakan produk pastilah akan mengalami banyak kendala. Jangan takut untuk mencoba dan memperbaiki produk tersebut bila ada kesalahan.
- Quality Quantity Continuity, kualitas dan kuantitas produk harus bagus dan mampu dilanjutkan dalam proses produksi.
Pukul 15.00 wib, sang moderator mempersilahkan undangan untuk bertanya kepada narasumber. Antusiasme undangan untuk bertanya membuat forum reboan begitu hangat dan menarik untuk disimak dengan ajang diskusi.
Acara ditutup pukul 16.00 wib dengan simpulan dari ibu Early Rahmawati mengenai lemahnya branding kerajinan Surabaya, adanya birokrasi reform, ribetnya urusan dokumentasi eksor yang seringkali adanya pungli oleh pihak dinas kota, dan ajakan kepada undangan yang hadir untuk ikut berpartisipasi dalam acara Car Free Day tanggal 22 Februari 2009.
Bapak Daniel saat membuka forum reboan
dari kiri ke kanan : Ibu Wilis - ibu Wiwiek - ibu Early Rahmawati
dari kiri ke kanan : bapak Didiet - ibu Yuli
Undangan dari yayasan Alit
Undangan dari yayasan perpustakaan Indonesia
Available link for download